Jangan Bikin Cinta Berantakan Gara-Gara Uang
Uang dan cara pengelolaannya memang merupakan satu segi penting dalam
hubungan suami istri. Masalah uang bisa saja bikin perkawinan berantakan.
Sementara itu, karena malas atau malu ngomonginnya,
akhirnya banyak pasangan yang memendam rasa marah dan sakit hati gara-gara soal
uang.
Untunglah, kini sudah banyak pasangan muda yang menyadari soal itu.
Dengan sadar mereka mengambil bagian aktif dalam masalah keuangan bersama.
Bahkan, ada juga yang mengambil jalan terbaik, yaitu membahasnya jauh sebelum
sebuah hubungan permanen dimulai. Lebih mudah menyepakati sejak dini bagaimana
anggaran keluarga dikelola ketimbang setelah sebuah komitmen dibuat dan
dijalani.
Vivienne James, Executive Vice
President Banker's Trust dan penulis buku laris "Women's Money Book",
mengutip beberapa statistik yang menarik soal ini. Katanya, sekitar 80% wanita
menanggung belanja dengan uang sendiri - setidaknya selama 10 tahun - dan dalam
kasus perceraian, wanita lebih banyak terperangkap ke dalam masalah keuangan.
Statistik yang dikemukakan James menjadi kian menggugah bila diingat
bahwa selama masa perkawinan, banyak wanita cukup lama meninggalkan pekerjaan
untuk memulai sebuah keluarga. Akibatnya, kesempatan untuk memperoleh promosi
dan naik gaji boleh jadi berkurang. Sudah begitu, mereka jadi cenderung
bergantung pada suami.
Selain itu, wanita juga tak selalu memperoleh jaminan asuransi.
Soalnya, banyak dari mereka yang memilih menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya.
Asuransi yang meng-cover pekerjaan
rumah, kerap tak masuk hitungan dibandingkan untuk pencari nafkah utama.
Padahal, seperti diperlihatkan statistik di Australia, jika seorang
wanita bekerja sepekan saja, keluarganya rata-rata bisa mengeluarkan Aus$1.000
untuk memperoleh pengganti untuk mengerjakan tugas-tugas rumah tangga.
Perhatikan catatan keuangan
rumah tangga
Menurut Robyn FitzRoy dari
Macquarie Investment Management, langkah pertama untuk mencapai kesepahaman
dalam masalah keuangan adalah menjadikan diskusi tentang uang sebagai agenda
yang harus dijalankan terus-menerus sampai ada kesepakatan.
Ia mengatakan, teman dan keluarga adalah titik awal bagi wanita dalam
masalah keuangannya. Yang lain adalah melihat catatan dalam rumah tangga. Tanda
terima (kuitansi), bonggol buku cek, laporan bank dan tagihan kartu kredit, dan
lain-lain adalah bagian dari anggaran rumah tangga, dan banyak yang bisa
dipelajari dengan cara menaruh perhatian aktif setiap hari.
Sekali Anda menguasai masalah anggaran, kata FitzRoy, Anda tinggal
beralih ke soal-soal investasi. Di sini, Anda perlu memahami di mana dan
bagaimana uang bersama diinvestasikan. Dan jangan takut untuk bertanya mengapa
pasangan Anda memutuskan berinvestasi di suatu bidang dan atas nama siapa. Jika
pasangan Anda memanfaatkan jasa perencana keuangan atau akuntan, ikutlah hadir
dalam setiap pertemuan.
Agar Anda yang wanita jangan sampai keserimpet soal uang, perhatikan hal-hal
ini:
1. Pahami dari mana uang datang dan ke mana akan dialokasikan.
2. Jangan tandatangani apa pun kecuali Anda memahaminya. Soalnya, biarpun
percaya pada pasangan, tapi kalau sudah membubuhkan tanda tangan, Anda harus
siap menanggung akibat yang mungkin ada.
3. Rekening bersama harus memastikan bank tak membolehkan penarikan di atas
jumlah tertentu, kecuali ada tanda tangan bersama.
4. Jangan segan belajar untuk memahami semakin banyak hal tentang keuangan.
Banyak koran sekarang yang memuat rubrik yang berkaitan dengan keuangan
keluarga atau pribadi. Juga banyak buku yang bisa Anda baca.